The Most Popular News In The World. Highest rating News!

Bahagianya menjadi AHMADIYAH

Sulit rasanya bisa tenang bagi pengikut AHMADIYAH saat ini, disamping harap-harap cemas akan turunnya Surat Keputusan Bersama atau SKB yang menurut pemerintah sedang dalam proses pematangan, dan hari-hari pengikut AHMADIYAH pun juga dihantui perasaan khawatir akan tindakan-tindakan anarkis yang mengancam aset-aset bahkan jiwa mereka.
Hari demi hari, minggu demi minggu bahkan berganti bulan, ceramah, hasutan dan provokasi untuk melakukan tindakan anarkis terhadap pengikut dan aset AHMADIYAH juga terus digaungkan oleh beberapa gelintir pemuka-pemuka agama yang berhaluan keras.
Lalu bagaimana mereka bisa bahagia? Rasanya sulit mencari sebuah sudut pandang "normal" yang bisa menjelaskan bahwa keadaan mereka masuk dalam kategori bahagia. Dan mengapa justru pengikut AHMADIYAH mengatakan bahwa mereka bahagia?
Tidak pernah ada dalam sejarah kehidupan manusia sejak Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad saw. dimana hadirnya seorang utusan Tuhan seperti Nabi dan Rasul yang kemudia diikuti oleh beberapa gelintir ummat manusia yang kemudian menjadi pengikutnya yang tidak di hardik, yang tidak mengalami penghinaan, yang tidak mengalami penderitaan dan yang tidak teraniaya.
Rasanya memang demikianlah takdir Allah (Sunnatullah) bagi pengikut kebenaran, bagi pengikut utusan-utusan Tuhan yang di utus kedunia untuk membantu manusia menemukan kembali jalan yang benar.
AHMADIYAH yang sudah didirikan lebih dari 100 tahun yang lalu, mengalami banyak sekali cobaan-cobaan, penganiayaan terhadap pengikut dan aset-asetnya, dan mengalami penderitaan yang luar bisa. Dan DENGAN IZIN ALLAH swt. AHMADIYAH bisa bertahan dan hingga saat ini sudah tersebar di lebih dari 170 negara dengan jumlah pengikut lebih dari 200 juta orang.
Dengan keadaan yang sangat tidak menguntungkan berdasarkan perhitungan duniawi bahkan meresahkan, justru saat ini pengikut AHMADIYAH semakin kuat meyakini bahwa AHMADIYAH adalah ALIRAN YANG BENAR.
Waktu ditanya kepada beberapa pengikut AHMADIYAH, "yang saat ini menyampaikan bahwa AHMADIYAH itu sesat adalah Kyai dan Ulama-ulama, apakah anda meragukan mereka?", pengikut AHMADIYAH mengatakan, justru itulah yang membuat kami semakin yakin bahwa AHMADIYAH ini adalah benar. Bukankah sejak bumi ini diciptakan setiap nabi dan Rasul yang datang ke dunia musuhnya adalah Ulama-ulama? Coba lihat siapa yang memusuhi nabi Ibrahim as., lalu lihat juga siapa yang memusuhi dan menyiksa nabi Musa as. dan siapa orang-orang yang berada dibalik penyaliban Nabi Isa as? Lalu siapakah yang terdepan menghina dan mencerca yang Mulia Muhammad Mustofa saw.? Apakah kalau hidup dimasa lalu, kita semua bisa menjadi pengikut nabi dan rasul saat mereka datang dan mendakwakan dirinya?", begitulah jawaban pengikut AHMADIYAH yang tidak terjawab oleh penanya.
Ternyata semua keadaan ini tidak menyurutkan sedikitpun langkah pengikut AHMADIYAH meyakini iman nya. Dan yang lebih mengherankan, ribuan kali AHMADIYAH di tekan, di aniaya, di siksa dan dibuat menderita, maka ribuan kali itulah pengikut AHMADIYAH diseluruh dunia meningkat.
Pengikut AHMADIYAH di pelbagai negara justru terus meningkat saat ini.
Lalu apakah yang harus kita lakukan menghadapi AHMADIYAH? Apakah kita harus percaya dengan AHMADIYAH? Atau apakah kita percaya "katanya" yang disampaikan oleh segelintir pemuka agama seperti Ulama yang menyatakan AHMADIYAH sesat?
Kebenaran sejati hanya milik ALLAH swt, untuk itu, penulis mengajak para pembaca untuk mengembalikan segalanya kehadirat ALLAH swt, karena hanya DIA lah yang akan menyampaikan dan menunjukkan kepada kita semua berkenaan dengan AHMADIYAH. Lalu dengan banyaknya keterangan tentang AHMADIYAH yang buruk? Bagi penulis, seorang MUHAMMAD Mustofa saw. pun yang al-amin atau terpercaya bisa tidak dipercaya. Kembalikan segalanya kepada ALLAH swt. Semoga ALLAH swt memberikan petunjuk kepada kita semua. Amien Allahumma Amien.


2 comments:

MUBARIK said...
This comment has been removed by the author.
MUBARIK said...

Saya juga bahagia sekali menjadi seorang Ahmadi Muslim.
Dengan Ahmadiyah saya lebih mudah memahami isi kandungan Al Quranul Karim dan mengamalkannya sehari-hari. Melalui Ajaran yang diajarkan oleh Hz. Mirza Ghulam Ahmad as., pendiri Ahmadiyah, saya jadi merasa mudah meneladani suri tauladan Khatamul Anbiya, Nabi Besar Muhammad Rasulullah saw.
Jika karenanya saya kemudian dikatakan sesat biarlah saya menjadi sesat yang sesesat-sesatnya ya Allah.
Allahumma shalli alaa Muhammad wa alaa aali Muhammad.
Salam, Mubarik Ahmad